Sabtu, 27 Juni 2015

Definisi dan Konsep Raid 0-6


Definisi dan Konsep Raid 0-6
Raid merupakan kependekan dari "Redundant Array of Independent Disk". Konsep RAID diciptakan untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar dan atau Fault tolerance yang disebabkan oleh kerusakan pada harddisk. Fault Tolerance adalah kemampuan dari suatu system untuk dapat tetap berfungsi meskipun mengalami kegagalan.

Fault tolerance dalam suatu server berupa :

  • Redundant FAN
  • Redudant Power supply (power supply cadangan)
  • Mirroring (Memory & HDD)
  • Online spare (Memory & HDD)
  • RAID 1, RAID 5, dan RAID 6
Disk Striping mengijinkan kita untuk menulis data ke beberapa harddisk daripada menulis data ke satu harddisk saja. Dengan Disk Striping setiap Harddisk fisik akan dibagi menjadi beberapa elemen stripe (berkisar antara 8 kb, 16 kb, 32 kb, 64 kb, 128 kb, 256 kb, 512 kb, to 1024 kb). Setiap bagian stripe dalam setiap harddisk disebut strip.

Disk Striping dapat meningkatkan kinerja karena pengaksesan data di akses dengan lebih dari satu harddisk, sehingga lebih banyak spindle disk yang bekerja dalam melayani I/O data. Namun Disk Striping (RAID 0) tidak memiliki data redudancy / proteksi data terhadap kerusakan harddisk, karena semua data ditulis langsung apa adanya ke semua harddisk.

Dari sisi kapasitas, maka RAID 0 kita dapat menggunakan 100% dari total jumlah kapasitas harddisk yang terpasang.
Contoh : 3 unit harddisk 300GB RAID 0 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan 900GB.

RAID 1 (Disk Mirroring) bekerja dengan prinsip cermin, yaitu berpasang-pasangang dan identik antara satu dengan yang lainnya. Jadi dengan RAID 1, data yang ditulis ke satu Harddisk secara simultan ditulis juga ke harddisk lainnya. Sehingga jika terjadi kerusakan 1 harddisk pada RAID 1, system server masih memiliki data cadangan di harddisk yang lainnya.

Dan pada saat harddisk rusak yang diganti dengan yang baru, maka secara otomatis, harddisk pengganti yang baru dipasang akan melakukan sinkronisasi data dengan harddisk yang masih berfungsi (rebuilding). Keuntungan dari RAID 1 adalah data memiliki cadangan antara yang ada di harddisk yang satu dengan yang lainnya. Dan karena isi dari kedua harddisk adalah identik, tidak jadi masalah harddisk yang mana yang boleh rusak selama pada suatu saat hanya satu harddisk yang rusak, sampai proses sinkronisasi berikutnya.

Dari sisi kapasitas, maka RAID 1 kita akan hanya memiliki kapasitas harddisk yang dapat digunakan sebanyak 50% dati total kapasitass harddisk yang terpasang.
Contoh : 4 unit harddisk 300GB RAID 1 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.

Sesuai dengan namanya, cara kerja RAID 5 dengan cara kerja RAID 0, yaitu menggunakan disk striping. Yang membedakan antara keduanya adalah parity. Parity ini digunakan untuk pengecekan dan perbaikan kesalahan (error checking and correcting). Parity ini disebar di beberapa disk untuk menghindari pengurangan kinerrja (Performance bottleneck) pada saat pembuatan parity. Jika parity disimpan di satu harddisk saja, maka disebut RAID 3 (Disk Striping with Dedicated Parity). 

Dengan adanya parity ini, maka system RAID 5 tersebut akan tetap berfungsi jika ada salah satu harddisk dalam RAID 5 tersebut rusak. Dan harddisk yang rusak tersebut dapat mirroring ke harddisk yang mana saja selama berada dalam satu system RAID 5 yang sama. Karena parity ini berasal dari perhitungan matematik dari suatu beberapa pecahan data, maka pada saat ada satu bagian pecahan data yang hilang/rusak, system RAID 5 dapat mengetahui pecahan data yang hilang tersebut dengan menghitung ulang parity dengan pecahan data yang lainnya.

Secara sederhana, parity bisa dianalogikan dengan perhitungan matematik sebagai berikut :
6 + 5 = 11. Dimana angka 6 + 5 adalah data, dan angka 11 adalah parity. Jika suatu saat angka (harddisk) 5 mengalami kerusakan, maka system dapat menghitung