Bermodal kampanye blusukan
Ilustrasi |
Popularitas Jokowi semakin melejit melalui kampanye politik blusukan ke lapisan masyarakat paling bawah. Model kampanye ini berhasil menciptakan sosok Jokowi sebagai calon pemimpin yang merakyat dan dipercaya mampu membawa aspirasi masyarakat bawah. Buktinya, model kampanye blusukan Jokowi disambut antusias masyarakat yang dianggap mau terjun membaur dengan masyarakat.
Jokowi tahu betul citranya sebagai pemimpin merakyat terus melejit. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan melanjutkan impian politiknya maju sebagai calon presiden meski masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta belum berakhir.
Perhitungan politik Jokowi tidak meleset. Citra pemimpin merakyat yang dibangunnya mampu menyulap pandangan masyarakat untuk mendukungnya merebut kursi orang nomor satu di negeri ini melalui Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Citra sebagai pemimpin yang merakyat semakin tinggi dengan dibentuknya sejumlah elemen pendukung, sebut saja Relawan Jokowi, Pospera, Jasmev yang gencar menampilkan sosok Jokowi sebagai pemimpin harapan masyarakat.
Bahkan, sejumlah lembaga survei dan pengamat politik ikut menyuarakan dukungan secara tidak langsung kepada Jokowi. Mereka gencar menyosialisasikan sosok positif Jokowi, baik melalui pertemuan langsung secara terbuka maupun opini di media sosial.
Bahkan tiket politik Jokowi untuk memenuhi ketentuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon presiden sudah dikantongi. Persyaratan calon didukung partai politik (parpol) sudah diperoleh Jokowi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hanura serta Partai Persatuan dan Keadilan Indonesia (PKPI).
KPU pada 31 Mei 2014 resmi mengumumkan Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Sementara lawan politiknya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa didukung Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Esoknya, tanggal 1 Juni 2016 KPU kemudian mengumumkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai nomor urut 1 dan Jokowi JK nomor urut 2 melalui proses pengundian nomor urut. Sementara Partai Demokrat lebih memilih tidak mendukung kepada salah satu pasangan calon.
Janji manis Jokowi - JK
Resmi ditetapkan sebagai pasangan calon, keduanya saling menyampaikan berbagai visi misi dan janji manis melalui jadwal kampanye yang ditetapkan KPU selaku penyelenggara pilpres. Berikut beberapa janji manis kampanye Jokowi-JK kepada masyarakat:
Janji : Gak menjadi "presiden boneka"
Kenyataan : Gak berani sentuh PDIP Tidak menjadi presiden boneka Megawati Soekarnoputri. Namun, publik bisa menilai dari hasil reshuffle Kabinet Kerja jilid I dan II dalam prosesnya, jumlah menteri dari PDIP tidak berkurang.
Janji : koalisi tanpa syarat/bagi-bagi kursi hanya untuk profesional
Kenyataan : Lihat saja sendiri, ditambah puan jadi menteri yang entah untuk apa
Menyusun kabinet yang ramping dan diisi oleh profesional atau lebih dikenal koalisi tanpa syarat. Janji ini ternyata tidak sesuai harapan publik, khususnya pada pemilih Jokowi-JK. Politikus partai masih meramaikan komposisi kabinet yang dibentuk Jokowi-JK. Bahkan dalam reshuffle Kabinet Kerja I dan II, kalangan profesional atau luar partai banyak yang tersingkir.
Gemuknya kabinet Jokowi-JK dari kalangan partai semakin bertambah dengan masuknya PAN dan Partai Golkar dalam barisan koalisi pendukung Pemerintahan Jokowi-JK.
Janji : Beli kembali Indosat yang dijual pas Megawati
Kenyataan : Masih menunggu
Janji berikutnya adalah membeli kembali Indosat dari pihak asing. Memasuki tahun kedua Jokowi-JK dipercaya memimpin bangsa ini, saham Indosat yang dijual kepada pihak asing di era Pemerintahan Megawati Soekarnoputri itu kepemilikannya mayoritas masih dikuasai pihak asing.
Janji : Membangun indutsri maritim
Kenyataan : Masih bersifat darat/mungkin dalam proses
Membangun industri maritim dan menyederhanakan regulasi perikanan. Sikap Pemerintahan Jokowi-JK mendengungkan konsep maritim dinilai baru sebatas slogan belaka. Bahkan SBY menilai upaya pemerintah menguatkan sektor maritim baru sebatas retorika. Program pembangunan Pemerintahan Jokowi-JK masih berfokus untuk infrastruktur darat.
Janji : Menghentikan impor daging
Kenyataan : Membuka kran impor daging
Menghentikan impor daging. Kebijakan yang dijalankan Jokowi setelah resmi menjadi Presiden malah sebaliknya. Pemerintahan Jokowi malah mengimpor 27.400 ton daging sapi dengan alasan untuk menstabilkan harga di tingkat pedagang.
Janji : Membuat tol laut (dalam pikiran rakyat jembatan hebat penyambung daratan)
Kenyataan : Cuma kapal biasa yang di tulis tol laut
Mewujudkan tol laut Aceh-Papua. Tol laut dimaksud adalah menghubungkan antarpulau dengan membuat penghubung antarpelabuhan. Sampai saat ini proses menghubungkan antarpulau masih berlanjut.
Janji : Menurunkan tingkat pengangguran sampai 10 juta
Kenyataan : gelombang PHK meningkat dan 26.000 buruh dipecat Menurunkan pengangguran dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru selama lima tahun. Sejak tahun 2015 gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai daerah dan mencakup hampir semua sektor industri. Bahkan pemerintah memastikan 26.000 buruh dari berbagai sektor industri terkena PHK.
Janji : Menyelesaikan kasus HAM
Kenyataan : Dokumen munir hilang
Menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran HAM masa lalu. Sampai hari ini dalang pembunuhan aktivis HAM Munir belum terungkap. Aktor pelaku penculikan mahasiswa tahun 1998 belum ditangkap, termasuk kasus pembunuhan massal Talang Sari dan pembantaian di Tajung Priok.
Janji : Memperkuat KPK
Kenyataan : Justru KPK kacau
Memperkuat KPK. Perhatian KPK sekarang lebih kepada kasus kecil. Sebaliknya, kasus besar seperti dana talangan Bank Century, BLBI, Sumber Waras dan sebagainya semakin tidak jelas.
Akan berbicara terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Nasib penuntasan kasus dugaan korupsi pemberian Surat Keterangan Lunas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (SKL BLBI) yang dikeluarkan pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2002 dan Tap MPR Nomor 6 dan 10 semakin tidak jelas. Apalagi, ada pernyataan salah satu pimpinan KPK yang memberi isyarat kasus tersebut tutup buku.
20 Oktober Jokowi bersama JK dilantik oleh MPR sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ketujuh. Acara pelantikan diikuti dengan pengambilan sumpah jabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali. Saat itu merupakan pidato pertama Jokowi sebagai Presiden.
Berikut sumpah jabatan Jokowi-JK yang diucapkan di bawah Alquran: Jokowi: Bismillahirrahmanirohim. Demi Allah saya akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Memegang teguh UUD 1945, menjalankan segala Undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada bangsa dan negara.
JK: Bismillahirrahmanirohim. Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD 1945 dan menjalankan segala Undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.
Selesai acara pelantikan dan sumpah jabatan Jokowi-JK merayakan kemenangan bersama para pendukungnya melalui kirab budaya. Dalam acara ini, Jokowi diarak menggunakan kereta kencana dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Lapangan Silang Monas untuk menyampaikan pidato keduanya sebagai Presiden dari atas panggung di hadapan para pendukungnya.
Usai menyampaikan pidato, Jokowi bersama JK kemudian menuju Istana Negara. Malam harinya Jokowi bersama JK kembali menuju lapangan Monas sekaligus menutup acara perayaan kemenangan tersebut yang diisi grup band rock dan metal.